Ketika aku merindu tenggelam dalam keresahan, serba salah dengan keadaan,berusaha keluar dari kegelapan, berperang dengan kemalasan lalu nasehat ini hadir
“Wa anistaghfiru Rabbakum tsumma
tubu ilahi -- dan jika kamu minta ampun kepada Tuhan kamu
dan kemudian kamu kembali kepada-Nya”.
Kalian harus ingat, bahwa umat ini diberi dua macam
anugerah, yang satu untuk memperoleh kekuatan,
dan yang lainnya untuk mengamalkan kekuatan itu. Untuk memperoleh
kekuatan kepada orang Islam telah dianugerahkan istighfar, yang dengan
kata lain dapat disebut meminta pertolongan (istimdad dan istianat).
Tasawuf mengatakan bahwa sebagaimana
seseorang mendapat kekuatan jasmani melalui latihan, maka dapat disebut
bahwa istighfar berarti latihan untuk kekuatan ruhani. Dia memberi
kekuatan kepada jiwa dan juga memberi keteguhan hati, siapa pun yang ingin
memperoleh kekuatan harus melakukan istighfar..
Ghafara berarti menutup atau menekan. Dengan istighfar seseorang
berusaha menutup atau menekan kelemahan gairat yang menyebabkannya jauh
dari Tuhan. Maka makna sebenarnya dari istighfar adalah seseorang harus
berusaha menekan [dan menyingkirkan] racun-racun yang menyerang
dan merusakan manusia, dan untuk menyingkirkan semua yang menghalangi antara
dia dengan Tuhan-nya, dia harus menjalankan perintah-perintah-Nya.
Perlu diingat, bahwa ada dua
hal yang terdapat pada manusia. Satu adalah racun, dan kedua adalah obat pemunah racun. Racun dikuasai
oleh setan. Jika seseorang
memperlihatkan sikap bangga dan menganggap dirinya adalah orang yang
teramat penting, dan dia tidak meminta pertolongan pada Sumber utama
obat pemunah racun, maka racun itu menguasai dirinya. Tetapi jika dia merendahkan
dirinya dan menyadari bahwa dirinya bukan apa-apa dan tidak ada artinya
serta memerlukan pertolongan Tuhan, maka sebuah sumber akan mengalir
dan jiwanya mencair. Inilah istighfar, dengan kata lain dia mengalahkan racun
dengan menerima kekuatan dari Tuhan.
Pendeknya itu berarti bahwa kalian harus terus beribadah
kepada Tuhan. Pertama kalian harus mematuhi Rasulullah saw., dan kedua
kalian harus selalu memohon pertolongan Tuhan. Tentu saja, pertama dan
yang terutama kalian harus memohon pertolongan kepada Tuhan, dan jika kalian
sudah mendapatkannya, kalian harus tūbū ilahi yakni kalian harus kembali kepada-Nya.” (Malfuzat,
jld. II, hlm. 68).