Rabu, 28 Desember 2011

Masa Kedewasaan

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda : “hanya satu masa yaitu masa muda belia, masa kedewasaan, ketika seseorang manusia bisa berbuat sesuatu, sebab pada masa itu kemampuan sedang tumbuh dan kekuatan-kekuatan juga tengah tumbuh, maka itulah masa diliputi dengan nafsu amarah. Dan nafsu amarah itu melakukan serangan dari setiap penjuru dan dalam berbagai macam bentuk. Dan nafsu amarah itu bertujuan untuk menguasai akal manusia. Itulah masa di mana dilakukan tuntutan atas segala perbuatan manusia. Dan itulah masanya untuk menentukan khatimah bil khair (akhir kehidupan yang baik) di dalam semua amal perbuatan. apabila ia jatuh ke dalam jurang keburukan, lalu ia tidak melakukan usaha keras untuk memperbaiki diri maka masa itu menjadi masa akhir yang membawa manusia ke dalam jahanam dan membuat dia bernasib malang. Kecuali jika masa muda belia itu dipergunakan dengan sangat baik dan dengan penuh berhati-hati, maka dengan karunia Allah dan kasih sayangnya mudah-mudahan masa itu menjadi khatam bil khair baginya”

Jumat, 07 Oktober 2011

"Coretan Lama"

Aku mencoba memaknai hujan yang turun di siang ini. Aku fikir hujan hadir untuk menemani ku yang sendiri dengan suara percikan yang berasal dari air yang jatuh dari langit yang sempat biru namun gelap untuk mengawali hujan. Tuhan aku akan ingin menikmati setiap tetes air hujan itu, namun aku tak punya semangat untuk menemuinya,,,hanya mampu melihat dari lindungan atap dan tembok hijau. Aku tak ingin menangis, cukup sudah air yang kau turunkan untuk dunia ini, tak ingin aku menambahnya dengan kesia-siaan. 
Ku fikir hujan adalah keindahan yang dimiliki alam.  Apa hujan mengerti dengan apa yang aku rasa, Tuhan? Aku ingin menjadi wanita dengan keindahan seperti hujan. hey,Apa yang dimiliki hujan? Air,bukan?.
Tunjukan padaku keindahan yang ada pada ku. Seperti dunia yang memiliki hujan. Tak ingin bersedih, tersenyumlah ^_^..
Aku yang memimpikan pikiran ini,,dan aku berhak atas pikiran ku,,,cukup sudah aku bersedih, aku ingin membuat hatiku bahagia, lihatlah aku bangkit dan keluar...kalian akan melihat ku tersenyum dengan segala hinaan kalian ,bukan ku tak ingin berfikir kalian menghina ku..dengan segala kritik kalian.
huft..Masih ingin menuliskah diriku???? Semua yang terjadi pada diriku hanya untuk diriku, karena ku masih belajar untuk mempengaruhi kalian, aku tak akan menyerah!!!!! You GO, Lia!!!!!

Oleh-oleh Ijtima LI

Dinee Ahmad Ka Jo Aaj Salaarē He

Dine Ahmad ka jo aaj salaarē he        
Saatē foojoń ki koi na yalghaarē he
Dhanka tauhiidē kaa abē bajaenge ham
Khabe naasir ki taabiir bān jaengge
Ham mahaabaat ki tanwiir ban jaengge
Apna kabzaah dilon pār jamaaengge ham
Kurtabaa maazkii daasē tasban cukaa
Roobe asybiiliyaań bhi dua ban cukaa
Us peh aansuuń na har giiz bahaaengge ham
Barcēloona he yaa keh Valēnciaa
Arze Jibrāletar yaa keh hoo Maalagaa
Laa jarēm koi miiraase paa engge ham
Roosyēnii allbasyaarāāt ki baŕhtii ra hee
Us peh har saboehe khusyiyoon
ki chaŕtii ra hee
Nuure iimaań ki syammee jaenggee ham
Haqēqi loogooń ke taufiiqe pehcaa milee
Hee yeh masksāad hamaaraa
faqād ee khuda
Teeri nusraat agārr paate jaaengge ham

Tiire haatoń meń usē ke na talwaarē he
Ibne mansuur kii eekē lelkaare he
Parcame diine ehmaad uŕaaengge ham
Zehre nafrāāt ki aktsiir bān jaaengge
Naai undēluus ki taqdir ban jaaengge
Ehle andluus ko apnaa banaaengge ham
Katsre gharnata ibrāāt nisyaań ban cukaa
Goyaa murdooń ka yeh ikē jahaań bn cukaa
Naae arzoo samaań abē banaaengge ham
Meń dārdēkii zamiin hoo keh asybiiliyaań
Goo ya saare ke saara hi aspaaniyaań
Us ka paaee Muhammad milaaengge ham
Uski bastii hameesyah hi bastii ra hee
Us peh rehmaat khudaa ki barastii ra hee
 
Masjideen aor bhii abē banaaengge ham
Us ke hār baasiko nuure iimaań milee
Teeri nusrāāt se ham ko yeh icchaa milee
 
Abde rehmaanē har jaań dikhaaengge ham

Terjemahnya:
Pahlawan agama Muhammad masa ini
Pahlawan agama Muhammad masa ini
Yang tidak ada pedang di tangannya
Tidak ada pula serangan lasykar-lasykar
Karena ini semua merupakan seruan dari putra Mansur
Kami akan membunyikan gendrang tauhid
Kami akan mengibarkan bendera agama Muhammad
Kami akan menjadi penyempurnaan ru’ya Nasir
Kami akan menjadi penawar racun kebencian itu
Kami akan menjadi cahaya-cahaya cinta yang menyinari
Kami akan menjadi taqdir dari Andalusia yang baru
Kami akan menancapkan kekuasaan kami di hati orang-orang
Kami akan menjadikan Andalusia yang dulu itu milik kami
Tanah Granada  yang telah menjadi kisah itu akan kami hidupkan kembali
Ruh Espanola telah menjadi doa
Seolah-olah suatu tempat yang telah mati hidup kembali
Kami tidak akan pernah menyucurkan air mata untuk kesedihan itu
Akan tetapi kami akan menciptakan langit dan bumi baru
Baik itu Barcelona ataupum Valencia
Ya’ni tanah-tanah yang telah direbut oleh Isabela
Baik itu gunung Gibraltar ataupun Malaga
Malahan, seolah-olah seluruh Spanyol
Kami akan dapatkan dan kami akan persembahkan di hadapan Muhammad
Semoga sinar khabar gembira itu senantiasa menyinari
Semoga kampung halaman yang dulu itu senantiasa menjadi kampung halaman abadi
Kami akan menyalakan lentera cahaya keimanan
Kami akan membangun kembali mesjid-mesjid
Semoga orang-orang yang hakiki memperoleh taufik untuk dapat mengenal
Dan setiap penduduk kota-kota itu memperoleh nur keimanan
Wahai Tuhan! Hanya ini sajalah tujuan kami
Semoga kami memperoleh kebaikan dari pertolongan Engkau
Apabila kami memperoleh pertolongan Engkau
Kami akan memperlihatkan pada setiap jiwa karunia Ilahi itu.

Sabtu, 19 Maret 2011

mesin penenun hujan




Kategori:Musik
JenisMusik:Indie
Artis:FRAU




Merakit mesin penenun hujan
Hingga terjalin, terbentuk awan
Semua tentang kebalikan
Terlukis, tertulis, tergaris di wajahmu

Keputusan yang tak terputuskan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita
Kau sakiti aku, kau gerami aku,
Kau sakiti, gerami, kau benci aku

Tetapi esok nanti kau akan tersadar
Kau temukan seorang lain yang lebih baik
Dan aku kan hilang, ku kan jadi hujan
Tapi takkan lama, ku kan jadi awan

Merakit mesin penenun hujan
Ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan
Kebalikan di antara kita

Sabtu, 12 Maret 2011

IBU,,,,"wanita terindah yang ku sayangi"

wanita terindah

Ibu aku tak ingin menyakiti hatimu, tapi yang nyata terlihat hatimu telah sakit karena ketidakpahaman diriku dalam mengenal keunikan yang tuhan berikan kepadamu. Hati ini selalu sakit ketika dengan sadar aku membantah perkataanmu untuk membela diri ini. Namun, sangat sakit yang kurasa di dalam hatiku, terasa sempit hati ini ketika keadaan itu aku alami, hati ku sangat menangis, hatiku menjerit ketika aku berlaku kasar terhadapmu. Tapi prilaku yang ku alami sangat bertolak dengan hatiku. Apakah hatimu memafkan ku ibu??? Hidupku terasa sangat tak bersemangat ketika diriku telah menyakiti hatimu. TUHAN, aku wanita yang telah menyakiti hati wanita yang terindah di dunia. Apakah permintaan maafku yang kesekian kalinya tak mampu lagi menghapus luka yang engkau rasakan, IBU?
Tetap aku jalani dunia ini , mencoba lagi untuk memahamimu IBU
I’M PROUD of YOU, MOM

Doa Seorang Muslimah



Ya Rabbi, Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku. Seorang pria yang sungguh mencintaiMU lebih dari segala sesuatu. Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau. Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU. Seorang pria yang mempunyai sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau dan memiliki keinginan untuk menauladani sifat-sifat Agung-Mu. Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia. Seorang pria yang memiliki hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas. Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku. Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah. Seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku. Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi. Seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika berada disebelahnya. Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya. Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya. Seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya. Seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.
Dan aku juga meminta: Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat pria itu bangga. Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku. Berikanlah SifatMU yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMU bukan dari luar diriku. Berilah aku tanganMU sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya. Berikanlah aku penglihatanMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja. Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi. Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakaan "Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna". Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan. Allahumma amiiin...

Minggu, 30 Januari 2011

Akhlak-akhlak Masih Maud as


                                                   
Peristiwa pemotretan Hazrat Ahmad as dan kemejanya yang diminta oleh pengikutnya
            Ketika Jemaat Ahmadiyah sudah mulai maju dimana mereka sudah mulai mengadakan pendanaan bagi Mubalighnya dan mendirikan sebuah percetakan yang memanfaatkan teknologi baru sebagai sarana mengislamkan dunia, maka Hazrat Ahmad memutuskan untuk difoto agar orang-orang yang tidak akan pernah berjumpa dengannya dapat melihat rupanya. Para fundamentalis Islam telah menyatakan bahwa fotografi termasuk kemusyrikan karena hal itu sama dengan membuat patung. Ahmad membantah keberatan seperti itu, bahwa akan menjadi musyrik kalau niatnya untuk menyembah patung itu.
            Sang fotografer memiliki gaya Victoria yang kukuh tentang bagaimana sebuah foto harus tampak indah. Ia lalu meminta kepada Ahmad untuk membuka matanya lebar, supaya melihat tajam pada kamera, tetapi Ahmad teringat akan ajaran Alquran yang melarang “pandangan mata yang disengaja”, dan fotografer pun menyerah, sehingga pada akhirnya  beliau as hanya membuka kelopak matanya setengah. Ahmad bersiteguh agar tidak ada suatu pun tentang dirinya dijadikan objek pemujaan. Seperti juga halnya pada contoh lain, ketika seorang pengikutnya mendapatkan salah satu kemejanya, Ahmad tidak memintanya kembali, tetapi ia menekankan agar apabila pengikutnya meninggal, kemeja itu hendaklah ikut dikuburkan bersamanya dan dengan demikian menjadi musnah.
           
Kesederhanaan dan kehidupannya yang praktis
Pada tahun 1900, ketika jumlah pengikut Hazrat Ahmad sudah mencapai ribuan dan pada waktu itu banyak yang berkunjung ke Qadian, hingga mencapai seratus orang tiap harinya untuk melihat beliau as, dan ada juga yang menyempatkan dirinya untuk menginap di sana, maka Hazrat Ahmad mendirikan bangunan-bangunan untuk para tamu tersebut. Pada suatu kali Ahmad kebetulan bertemu dengan seorang tukang kayu yang sedang melicinkan papan kayu untuk sebuah bangunan baru. “Itu tidak perlu”, ia berkata kepadanya, yang penting adalah bangunan itu berdiri agar orang-orang dapat tidur disitu. Hal ini mengambarkan kesederhanaan beliau.
Pada suatu kali  ia diberi sepasang sepatu gaya Barat, yang bentuknya lain baik yang kiri maupun  yang kanan. Ahmad memberi tanda pada sepatu tersebut, sehingga ia dapat mengetahuinya dengan sekilas yang mana yang kiri dan yang kanan. Tetapi kerap kali ia salah pakai. Baginya hal ini membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tak ada konsekuensinya, kemudian ia pun kembali memakai sandal  yang telah dikenakannya sepanjang hidupnya
Ahmad memakai sebuah topi di bawah serbannya yang putih. Pada suatu ketika, setelah mengambil wudhu sebelum shalat, ia meminta anak perempuan sahabatnya ketika ia berada di rumahnya, untuk mengambilkan topinya dari ruangan tempat ia telah berwudhu. Anak perempuan itu masuk ke dalamnya dan melihat-lihat ke sekelilingnya, tetapi tidak melihatnya kecuali sebuah topi  tua yang lusuh itu dan ia merasa yakin itu tidak mungkin kepunyaannya. Ia kembali dan mengatakan bahwa topinya tidak ada disana. Ahmad berkata bahwa ia yakin telah meninggalkannya di sana. Tiga kali anak perempuan itu masuk dan mencari-cari dan setiap kali melihat, ia tidak menghiraukan topi tua yang lusuh itu. Akhirnya anak lelaki Ahmad masuk dan langsung kembali lagi dengan membawa topi tua itu. Ia tidak pernah membayangkan, kata anak perempuan itu kepada teman-temannya kemudian, bahwa Ahmad akan mempunyai sebuah topi yang lusuh itu dan hidup dengan begitu sederhana sehingga barang-barang itu tidak penting baginya.
Seorang pengikut bercerita bahwa ia pernah tinggal bersama dengan Ahmad sepanjang malam di atas masjid yang rata. Setelah beberapa saat, Ahmad menutupi  tubuhnya dengan selembar kain dan berbaring di atas atap yang berubin itu. “Orang-orang mengira mereka tidak dapat tidur tanpa  tempat tidur. Dengan kebaikan Tuhan saya dapat tidur enak meskipun di atas lantai “. Katanya. “Kehidupan suci dan kecintaan akan kemewahan tidak dapat hidup bersama”.
Disebuah kota, ketika ia menghadiri sebuah pertemuan, ia terus bekerja dengan catatan-catatanynya hingga larut malam. Kemudian ia menyadari bahwa ia merasa lapar. Ia belum makan apa-apa sejak sarapan pagi. Para pengikutnya merasa khawatir. Mereka telah lupa memberi makan kepadany.  Semua orang telah makan berjam-jam yang lalu, tak ada makanan lagi di rumah itu dan pasar-pasar pun sudah tutup semua. Ahmad mengangakat  bahunya, tersenyum dan berkata itu tidak penting, ia yakin masih ada beberapa  roti yang tertinggal dalam keranjang sisa orang-orang makan. Ia pergi ke ruang makan, mencari-cari dan muncul kembali dengan berhasil, sambil  memegang tiga atau empat potongan-potongan roti. Ini sudah cukup, katanya, dan ia pergi kembali ke atas  untuk melanujutkan pekerjaan.
Pada suatu makan malam, ketika para sahabatnya dan tamu-tamunya sedang berbicara tentang suka tidaknya mereka akan asinan, tiba-tiba saja ia bangkit dan meninggalkan kamar itu. Ia kembali lagi dengan sebotol asinan yang telah dikatakan salah seorang sebagai kesukaannya yang khusus. Mengapa ia tidak menyuruh pelayan untuk mengambilnya, tanya seorang tamu. Ia diberi tahu bahwa Ahmad tidak menganggap dirinya lebih tinggi dari lainnya. Ia tidak pernah berbuat seperti seorang tuan yang hanya suka memerintah.
Keramahtamahan dan kerendahan hatinya
            Apabila ada tamu datang ia selalu menanyakan makanan apa yang disukainya, apa yang tidak disukainya dan bagaimana kesukaannya tentang masalah tidur. Pada suatu kali, beberapa tamu tiba dan para penjaga, karena sibuknya, mengatakan kepada mereka dengan acuh tak acuh agar membawa  sendiri barang-barangnya dari kereta. Para tamu itu merasa tersinggung, kemudian menaiki kembali kendaraannya dan berangkat lagi. Ahmad ketika mendengar apa yang terjadi, buru-buru mengejar mereka tanpa kendaraan. Ia dapat mengejar mereka kurang lebih  sudah lima mil jauhnya. Ia memohon maaf atas penerimaan yang kurang tertib terhadap mereka, kemudian menyertai mereka kembali ke Qadian dan ia pun menolong membawakan barang-barangnya olehnya sendiri. Ahmad tidak menegur para pelayan itu secara langsung. Itu bukan caranya, tetapi beberapa hari kemudian di dalam masjid ia mengatakan agar mereka semua lebih memikirkan cara menyambut orang-orang yang datang ke Qadian. Apabila seseorang telah bepergian bermil-mil dan mengalami banyak kesulitan dalam perjalanannya, bisa sampai saja sudah  merupakan kelegaan. Kalau mereka tidak disambut dengan segera, maka itu akan merupakan kekecawaan besar. Karena itu setiap orang hendaklah  berusaha agar tak seorang pun tamu-tamu dikecewakan.
Pada saat lain, ketika pelayan Ahmad sedang pergi, seorang pengikut bertanya kalau-kalau ia dapat ikut menginap agar ia dapat mengurus kebutuhan Ahmad, ia duduk siap menerima suatu permintaan daripada melayani. Malahan sebenarnya ia yang sedang dilayani. Ahmad sendirilah yang membawa air untuk wudhu sebelum shalat, Ahmad pula yang mengambil dua gelas susu sebelum pergi istirahat. Ketika ia mengatakan bahwa ia bermaksud untuk menyediakan semua itu untuk membantunya dan membiarkannya bebas melakukan pekerjaan yang lebih penting, Ahmad menjawab bahwa itu tidak apa-apa, ia tahu di mana semuanya berada.
            Ahmad juga sering makan dengan tamu-tamu itu untuk melihat bahwa masakan dan pelayanan telah dilakukan dengan sebaik-baiknya. Ia sendiri malahan sebenarnya hanya makan sedikit, tetapi bahkan ia menyibukkan diri membawa makanan dan roti yang baru dibakar untuk tamu-tamu. Kemudian ia akan memakan rotinya sedikit demi sedikit, mengambil potongan-potongan kecil yang baru, karena kalau tamu menampak bahwa ia telah selesai makan, maka tamu itu merasa kurang enak untuk terus makan